Bioavtur Sukses Terbangkan CN235-220 FTB Selama 20 Menit
BANDUNG - Bahan bakar avtur untuk pesawat terbang masih cukup mahal dan harus impor. Untuk meningkatkan kemandirian energi, Pertamina dan ITB bekerja sama membuat bahan bakar avtur untuk pesawat yang akan diujicobakan pada pesawat CN235.
Uji coba bahan bakar Bioavtur produksi dalam negeri itu merupakan yang pertama kali dilakukan dengan menggunakan pesawat produksi PT Dirgantara Indonesia (DI).
\"Pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB) melakukan ground test pertama kalinya dengan bahan bakar Bioavtur J2.4, yang merupakan bahan bakar campuran bioavtur yang dihasilkan dari bahan baku 2,4% minyak inti sawit atau Refined Bleached Degummed Palm Kernel Oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis, produk hasil kerja sama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PT Pertamina (Persero),\" ujar Gita Amperiawan, Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Senin (6/9).
Program nasional bioavtur tersebut dijalankan secara konsorsium yang terdiri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Bioenergi, PT GMF Aeroasia, PT Pertamina (Persero), DKPPU, IMAA, DPNPKS, Lemigas dan PTDI, di bawah naungan Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun ground test telah dilaksanakan selama 20 menit oleh tim uji PTDI yang dipimpin oleh Captain Adi Budi di Apron Hanggar Aircraft Services PTDI, yang disaksikan oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Integrasi, Koordinasi dan Interface Minyak & Gas Bumi, Nanang Untung dan Ketua Peneliti Katalis ITB, Subagyo, serta Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro dan Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Gita Amperiawan.
Pesawat CN235-220 FTB yang diisi bahan bakar Bioavtur J2.4 tersebut merupakan wahana PTDI dalam melakukan pengujian dan pengembangan hingga proses sertifikasi sistem baru sebelum diimplementasikan ke pesawat CN235-220 milik customer.
“Dengan diberikannya kepercayaan dari konsorsium pengembangan Bioavtur J2.4 untuk menggunakan bahan bakar bioavtur di pesawat CN235-220 FTB, diharapkan dapat mendukung pemanfaatan bahan bakar nabati di sektor industri kedirgantaraan dan dapat meningkatkan kemandirian energi, terutama kombinasi antara penggunaan avtur dengan kelapa sawit,” kata Gita.
Pelaksanaan ground test merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan flight test. Rencananya akan dilakukan 2 (dua) kali flight test di minggu kedua September 2021, sebelum pesawat diterbangkan ke Bandara Soekarno Hatta Cengkareng pada tanggal 15 September 2021.
Upaya implementasi bioavtur ini tentunya akan berdampak positif dalam pencapaian kontribusi EBT, di mana di dalam Kebijakan Energi Nasional telah ditetapkan target pemanfaatan energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.
Diharapkan pemanfaatan green avtur di Indonesia dapat dilaksanakan secara optimal dalam rangka penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) guna mengakselerasi pencapaian target EBT dalam bauran energi nasional sesuai PP 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Perpres 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. (hmsjbr)
BACA JUGA:
- Gedung BAT Mau Dikelola Jatim Park, Begini Perkembangannya
- Anies Dikecam Bakar Dupa di Vihara, Tokoh Tionghoa: Itu Bukan Sembahyang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: